Peduli Lingkungan

Mapala = Mahasiswa Pecinta Alam. sebagai Mahasiswa Pecinta Alam kita dituntut untuk tidak sekedar bisa berpetualang, naik gunung, panjat tebing, masuk gua, dan arung jeram. kita juga dituntut untuk bisa menunjukkan eksistensi kita dalam dunia kepecintaalaman. selama ini setiap kali berbicara tentang isu lingkungan hidup kita tidak pernah tertarik.biarlah itu menjadi urusannya Walhi, urusannya Bapedalda, urusannya Menteri Lingkungan Hidup, dll yang memberi kesan seolah - olah kita tidak perlu turut serta dalam aksi perlindungan terhadap lingkungan.paradigma Mapala yang dianut selama ini memang belum mencakup tentang hal diatas, dan adalah sulit untuk menciptakan rasa cinta alam yang sebenarnya...sangat menyedihkan sekaligus membingungkan, namun itulah kenyatannya.masalah keorganisasian hebat, kepetualangan oke,keilmuan pun tidak kalah.namun rasa peduli lingkungan-lah yang masih sangat kurang yang seharusnya menjadi salah satu orientasi setiap Mapala dimanapun.untuk menumbuhkannya tidak mudah, namun bukan tidak mungkin.kesibukan harian kita yang membutuhkan mobilitas tinggi dari setiap anggota menyebabkan termarjinalkannya isu-isu lingkungan dan seringkali ditanggapi secara dingin.berbagai alasan pun muncul, yang realistis maupun tidak.ada yang mengatakan bahwa dunia Mapala adalah seperti ini, komunitas yang terikat oleh tali persaudaraan yang kuat yang tumbuh bersama di alam terbuka dan rasa cinta alamnya direpresentasikan dalam kegiatan-kegiatan alam bebas dan akhirnya bisa memunculkan jiwa cinta alam.ada yang mengatakan bahwa Mapala dalah seorang petualang murni dan isu lingkungan berada diluar konteks Mapala. ada lagi yang bilang bahwa Mapala adalah pecinta alam sejati yang tidak hanya sekedar ngomong namun lebih banyak aksi nyata.yang lucu ada yang bilang bahwa isu lingkungan adalah isu politik dan Mapala adalah organisasi non-politik.Mapala diharamkan untuk turut serta dalam dunia politik.untung saja sudah ada yang menyadari hal ini dan mulai dengan perlahan-lahan membelokkan haluannya dari paradigma klasik Mapala.sekedar catatan kecil untuk kita renungkan bersama, pernahkah kita sedih melihat lingkungan hidup dieksploitasi habis-habisan baik SDA maupun habitat yang tinggal di dalamnya oleh mesin penggali uang?mungkin selama kita masih punya gunung untuk didaki, tebing untuk dipanjat, gua untuk disusuri, dan sungai untuk diarungi, kita tidak akan pernah peduli...

Komentar

Postingan Populer