Materi Caving
a. Pengertian Speleologi dan Caving
Speleologi berdasarkan etimologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang gua. dalam bahasa Yunani speleologi berasal dari kata spelaion yang berarti gua dan logos yang berarti ilmu. Speleologi artinya ilmu riset dasar yang mempelajari gua dan lingkungannya baik aspek fisik, biologis dan apek ilmiah dari bidang sains yang lain seperti biologi (mikribiologi), geologi, kimia, meteorologi, antropologi, arkeologi, mineralogi, sedimentologi, beserta bidang ilmu yang bersifat sosial, seperti ilmu ekonomi, geografi, sejarah, sosiologi, turisme bahkan mistik dan legenda. Sedangkan Caving (penelusuran gua) adalah suatu tindakan aktif dari manusia dalam memasuki sistem gua dengan berbagai tujuan.
b. Sejarah Caving
Pada tahun 1674, seorang ahli bedah dan ahli geologi amatir dari Somerset, Inggris, John Beaumont, melakukan pencatatan laporan ilmiah penelusuran gua sumuran (potholing) untuk pertama kalinya . kegiatan ini kemudian diakui oleh British Royal Society.
Pada tahun 1670-1680, Baron Johan Valsavor dari Slovenia, adalah orang pertama yang melakukan deskripsi terhadap 70 gua dalam bentuk laporan ilmiah lengkap dengan komentar, sketsa dan peta sebanyak 4 jilid. Atas jasanya ini, British Royal Society memberikan sebuah penghargaan ilmiah kepadanya.
Orang pertama yang melakukan penelusuran gua adalah seorang kaisar Hanburg Francis I yaitu Louis Mersailler, bangsa Prancis pada tahun 1780. Gua pertama yang ia masuki adalah gua Fairies di kawasan Languadoc, dia melakukan wisata dalam gua dan menembus lorong itu sepanjang 40 m. Sejarah juga mencatat Josip Jersinovic, seorang pejabat di daerah tersebut, sebagai pengelola gua profesional yang pertama.
Seorang tuan tanah yang bernama Franklin Gorin asal kebang saan AS memiliki areal dimana terdapat gua terbesar dan terpanjang di dunia, yaitu Mammoth Cave Kentucky, pada tahun 1838 untuk pertama kalinya gua dikomersilkan dan memperkerjakan seorang Mulatto (peranakan negro dengan kulitputih) bernama Stehen Bishop, yang berumur 17 tahun, sebagai budak penjaga gua tersebut. Karena tugasnya itu, kemudian Stephen Bishop dianggap sebagai pemandu wisata profesioal (cave guide) pertama.
Mammoth Cave sendiri mempunyai ± 222 lorong dengan panjang 300 mill, hingga kini belum selesai ditelusuri dan diteliti, atas usaha International Union of Speleologi, Mammoth Cave diakui oleh PBB sebagai sebagai salah satu warisan dunia (World Heritage).
Pada tahun 1868-1888, adalah masa dimana telah diakui sebagai lahirnya ilmu Speleologi yang dipelopori oleh Edoaurd Alfred Marter, karena usahanya dalam memperjuangkan, mengembangkan dan membumikan speleologi di dunia, maka Alfred Martel diakui sebagai bapak Speleologi Dunia., misi beliau dilanjutkan oleh Robert de Jolly. Pada tahun tersebut dimulai suatu kampanye penulusuran gua berisi metode yang menggabungkan bidang ilmu riset dasar dalam eksplorasi, sehingga dapat silakukan suatu penelitian yang multi disipliner dan indisipliner.metoda tersebut diakui oleh para ahli sebagai cara yang paling tepat, konstruktif dan efesien dalam meneliti lingkungan gua. Bahkan tata cara tersebut dianggap sebagai pokok penerapan disiplin, tata tertib, etika dan moral kegiatan speleologi modern pada masa sekarang. Pelopor caving lainnya adalah Morbert Caster yang menelusuri gua yang kering. Di Indonesia caving dikenal sejak abad ke-17 yang bertujuan untuk pemungutan sarang burung wallet.
Di Indonesia, speleologi baru diperkenalkan melalui media masa sekitar tahun 1970’an oleh Dr. Robby Ko King Tjoen (dikenal dengan nama Dr. R.K.T. Ko). Pada tahun 1979, bersama dengan Norman Edwin (alm.), salah seorang aktivis Mapala UI saat itu, mereka mendirikan SPECAVINA, sebuah club caving pertama di Indonesia. Namun pada tahun 1980’an klub yang mereka dirikan itu bubar.
Pada tanggal 23 Mei 1983, Dr. Ko mendirikan HIKESPI (Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia) yang kemudian mendapat pengakuan internasional karena terdaftar di UIS (Union International de Speleologie), anggota kelompok F UNESCO, dengan nama FINSPAC (Federation of Indonesian Speleological Activities), dan terdaftar juga di LIPI sebagai organisasi afiliasi profesi ilmiah, maka pemerintah Indonesia mengajuinya sebagai wadah kegiatan speleologi di Indonesia secara resmi.
Meskipun Dr. Ko dan Nourman Edwin (alm) berkecimpung dalam bidang yang sama dan keduanya merupakan tokoh penting dalam caving, tetapi keduanya faham masing-masing.
Faham Dr. R. K. T Ko dalam caving adalah apabila melakukan suatu penelusuran, hal itu harus disertai speleologinya, sehingga dalam penelusuran dapat melakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik gua, data gua, flora dan fauna sekitar gua.
Sedangkan menurut Nourman Edwin adalah penelusur hanya melakukan penelusuran atau berpetualang, tidak perlu melakukan penelitian seperti faham Dr. R. K. T Ko.
c. Hubungan Speleologi dengan Caving
Hubungan speleologi dengan caving adalah dua hal yang berbeda tapi berkaitan satu sama lain. Yang dimaksud kegiatan speleologi adalah kegiatan yang bertujuan untuk mempelajari gua dan lingkunganya. Oleh karena itu untuk melakukan kegiatan speleologi tidak bisa hanya dilakukan di luar gua saja, tetapi di dalam gua harus diperhatikan, dengan cara melakukan penelusuran gua (caving). Untuk caving minimal mempunyai pengetahuan dasar tentang gua untuk keselamatan penelusur, kebersihan, kelestarian dan kemurnian gua.
d. Ruang Lingkup Speleologi
Aspek-aspek yang terkait dengan lingkungan gua meliputi :
· Biospeleologi :kehidupan binatang/biota alam
· Ekosistem :hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkunganya
· Speleogenesis :meneliti cara terbentuknya gua
· Speleocronologis :Meneliti umur gua berdasarkan sejarah
· Palinologi Sedimen Gua :meneliti spora/serbuk yang tertinggal di dalam gua
· Speleoterapi :teknik pemanfaatan gua dalam bentuk pengobatan
· Hidrologi Gua
· Arkeologi
· Wasata Gua
· Mikrominologi Gua
· Konstipasi Gua dan Lingkungannya
· Sosial Budaya Gua :mempelajari struktur, kepribadian masyarakat sekitar gua
· Ekonomi dan Lingkungan Gua
· Aspek Pendidikan
e. Jenis dan Bentuk Gua
Gua adalah suatu lubang di tanah, atau di batuan, atau gunung yang terbentuk secara alamiah. Gua yang diuat oleh manusia tidak bisa di katagorikan kedalam kelompok gua tetapi lebih tepatnya adalah sebagai suatu terowongan.
Gua adalah suatu bentukan alam yang umumnya terjadi akibat adanya suatu proses alam yang melubangi batuan. Bisa berbentuk suatu lorong yang panjang, gelap dan berkelok-kelok, tetapi dapat juga sebagai suatu cerukan yang dalam.
Jenis-jenis Gua :
· Gua Vulkanik/lava : gua yang terbentuk dari letusan gunung berapi dan terbentuk di bagian dalam lelehan lava basalt jenis pahoehoe yang konsistensinya mirip aspal panas dan kental. Lubang masuk gua lava biasanya adalah bagian atap lorong yang runtuh. Dinding semua lorong gua lava berwarna gelap, dan terlihat ornamen khas seperti stalaktit dan stalagmit yang berkelak-kelok, sering berwarna dan dinamakan lava cycles. Olmu yang mendalami gua-gua lava dinamakan vulkanospeleologi.
· Gua Es : Gua yang terbentuk dari desakan air/es yang mencair sehingga membentuk lorong-lorong
· Gua laut : Gua yang terbentuk dari perunggu kristalia
· Gua Gamping : Gua yang terbentuk dari desakan air karena adanya pelarutan batuan air, sehingga tercipta lorong-lorong dan bentukan batuan yang sangat menarik akibat proses kristalisasi dan pelarutan batuan tersebut. Gua batu gamping umumnya berkembang akibat adanya proses pelarutan dan diperbesar oleh abrasi/ proses erosi yang mengikuti suatu jaringan retakan pada batu gamping. Sebagai faktor proses pengguaan ini yang paling utama adalah dari iklim, tanah penutup dan keberadaan air tanah.
Batu gamping umunya padat, murni berkarbonat dengan sedikit campuran partikel lain, berlapis baik dan dalam keadaan datar ataupun tidak miring terjal.
· Gua Fosil : gua yang kering, tidak ada aliran air di dalamnya
· Gua lava basalt : proses pembentukan gua ini tidak ada kaitannya dengan reaksi kimia, tetapi lebih terkait dengan proses aliran magma yang encer-panas-membara yang keluar dari bawah gunung berarpi.
· Gua Abrasi : gua yang terjadi akibat proses erosi atau abrasi bisa terjadi pada berbagai batuan, tetapi umumnya terjadi pada batuan keras dan padat yang membentuk lereg-lereng terjal di tepi pantai dengan dengan gelombang besar.
Bentuk-bentuk Gua
· Gua Horizontal : Bentuk gua relatif mendatar dapat ditelusuri dengan cara berjalan, merangkak, berenang dan teknik-teknik penelusuran gua lainya
· Gua vertikal : Gua yang mulutnya berbentuk dinding terjal/tegak, sehingga dalam menelusurinya memerlukan alat untuk turun dan naik. Alat yang digunakan adalah SRT (Single rope Tecnique)
Speleologi berdasarkan etimologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang gua. dalam bahasa Yunani speleologi berasal dari kata spelaion yang berarti gua dan logos yang berarti ilmu. Speleologi artinya ilmu riset dasar yang mempelajari gua dan lingkungannya baik aspek fisik, biologis dan apek ilmiah dari bidang sains yang lain seperti biologi (mikribiologi), geologi, kimia, meteorologi, antropologi, arkeologi, mineralogi, sedimentologi, beserta bidang ilmu yang bersifat sosial, seperti ilmu ekonomi, geografi, sejarah, sosiologi, turisme bahkan mistik dan legenda. Sedangkan Caving (penelusuran gua) adalah suatu tindakan aktif dari manusia dalam memasuki sistem gua dengan berbagai tujuan.
b. Sejarah Caving
Pada tahun 1674, seorang ahli bedah dan ahli geologi amatir dari Somerset, Inggris, John Beaumont, melakukan pencatatan laporan ilmiah penelusuran gua sumuran (potholing) untuk pertama kalinya . kegiatan ini kemudian diakui oleh British Royal Society.
Pada tahun 1670-1680, Baron Johan Valsavor dari Slovenia, adalah orang pertama yang melakukan deskripsi terhadap 70 gua dalam bentuk laporan ilmiah lengkap dengan komentar, sketsa dan peta sebanyak 4 jilid. Atas jasanya ini, British Royal Society memberikan sebuah penghargaan ilmiah kepadanya.
Orang pertama yang melakukan penelusuran gua adalah seorang kaisar Hanburg Francis I yaitu Louis Mersailler, bangsa Prancis pada tahun 1780. Gua pertama yang ia masuki adalah gua Fairies di kawasan Languadoc, dia melakukan wisata dalam gua dan menembus lorong itu sepanjang 40 m. Sejarah juga mencatat Josip Jersinovic, seorang pejabat di daerah tersebut, sebagai pengelola gua profesional yang pertama.
Seorang tuan tanah yang bernama Franklin Gorin asal kebang saan AS memiliki areal dimana terdapat gua terbesar dan terpanjang di dunia, yaitu Mammoth Cave Kentucky, pada tahun 1838 untuk pertama kalinya gua dikomersilkan dan memperkerjakan seorang Mulatto (peranakan negro dengan kulitputih) bernama Stehen Bishop, yang berumur 17 tahun, sebagai budak penjaga gua tersebut. Karena tugasnya itu, kemudian Stephen Bishop dianggap sebagai pemandu wisata profesioal (cave guide) pertama.
Mammoth Cave sendiri mempunyai ± 222 lorong dengan panjang 300 mill, hingga kini belum selesai ditelusuri dan diteliti, atas usaha International Union of Speleologi, Mammoth Cave diakui oleh PBB sebagai sebagai salah satu warisan dunia (World Heritage).
Pada tahun 1868-1888, adalah masa dimana telah diakui sebagai lahirnya ilmu Speleologi yang dipelopori oleh Edoaurd Alfred Marter, karena usahanya dalam memperjuangkan, mengembangkan dan membumikan speleologi di dunia, maka Alfred Martel diakui sebagai bapak Speleologi Dunia., misi beliau dilanjutkan oleh Robert de Jolly. Pada tahun tersebut dimulai suatu kampanye penulusuran gua berisi metode yang menggabungkan bidang ilmu riset dasar dalam eksplorasi, sehingga dapat silakukan suatu penelitian yang multi disipliner dan indisipliner.metoda tersebut diakui oleh para ahli sebagai cara yang paling tepat, konstruktif dan efesien dalam meneliti lingkungan gua. Bahkan tata cara tersebut dianggap sebagai pokok penerapan disiplin, tata tertib, etika dan moral kegiatan speleologi modern pada masa sekarang. Pelopor caving lainnya adalah Morbert Caster yang menelusuri gua yang kering. Di Indonesia caving dikenal sejak abad ke-17 yang bertujuan untuk pemungutan sarang burung wallet.
Di Indonesia, speleologi baru diperkenalkan melalui media masa sekitar tahun 1970’an oleh Dr. Robby Ko King Tjoen (dikenal dengan nama Dr. R.K.T. Ko). Pada tahun 1979, bersama dengan Norman Edwin (alm.), salah seorang aktivis Mapala UI saat itu, mereka mendirikan SPECAVINA, sebuah club caving pertama di Indonesia. Namun pada tahun 1980’an klub yang mereka dirikan itu bubar.
Pada tanggal 23 Mei 1983, Dr. Ko mendirikan HIKESPI (Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia) yang kemudian mendapat pengakuan internasional karena terdaftar di UIS (Union International de Speleologie), anggota kelompok F UNESCO, dengan nama FINSPAC (Federation of Indonesian Speleological Activities), dan terdaftar juga di LIPI sebagai organisasi afiliasi profesi ilmiah, maka pemerintah Indonesia mengajuinya sebagai wadah kegiatan speleologi di Indonesia secara resmi.
Meskipun Dr. Ko dan Nourman Edwin (alm) berkecimpung dalam bidang yang sama dan keduanya merupakan tokoh penting dalam caving, tetapi keduanya faham masing-masing.
Faham Dr. R. K. T Ko dalam caving adalah apabila melakukan suatu penelusuran, hal itu harus disertai speleologinya, sehingga dalam penelusuran dapat melakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik gua, data gua, flora dan fauna sekitar gua.
Sedangkan menurut Nourman Edwin adalah penelusur hanya melakukan penelusuran atau berpetualang, tidak perlu melakukan penelitian seperti faham Dr. R. K. T Ko.
c. Hubungan Speleologi dengan Caving
Hubungan speleologi dengan caving adalah dua hal yang berbeda tapi berkaitan satu sama lain. Yang dimaksud kegiatan speleologi adalah kegiatan yang bertujuan untuk mempelajari gua dan lingkunganya. Oleh karena itu untuk melakukan kegiatan speleologi tidak bisa hanya dilakukan di luar gua saja, tetapi di dalam gua harus diperhatikan, dengan cara melakukan penelusuran gua (caving). Untuk caving minimal mempunyai pengetahuan dasar tentang gua untuk keselamatan penelusur, kebersihan, kelestarian dan kemurnian gua.
d. Ruang Lingkup Speleologi
Aspek-aspek yang terkait dengan lingkungan gua meliputi :
· Biospeleologi :kehidupan binatang/biota alam
· Ekosistem :hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkunganya
· Speleogenesis :meneliti cara terbentuknya gua
· Speleocronologis :Meneliti umur gua berdasarkan sejarah
· Palinologi Sedimen Gua :meneliti spora/serbuk yang tertinggal di dalam gua
· Speleoterapi :teknik pemanfaatan gua dalam bentuk pengobatan
· Hidrologi Gua
· Arkeologi
· Wasata Gua
· Mikrominologi Gua
· Konstipasi Gua dan Lingkungannya
· Sosial Budaya Gua :mempelajari struktur, kepribadian masyarakat sekitar gua
· Ekonomi dan Lingkungan Gua
· Aspek Pendidikan
e. Jenis dan Bentuk Gua
Gua adalah suatu lubang di tanah, atau di batuan, atau gunung yang terbentuk secara alamiah. Gua yang diuat oleh manusia tidak bisa di katagorikan kedalam kelompok gua tetapi lebih tepatnya adalah sebagai suatu terowongan.
Gua adalah suatu bentukan alam yang umumnya terjadi akibat adanya suatu proses alam yang melubangi batuan. Bisa berbentuk suatu lorong yang panjang, gelap dan berkelok-kelok, tetapi dapat juga sebagai suatu cerukan yang dalam.
Jenis-jenis Gua :
· Gua Vulkanik/lava : gua yang terbentuk dari letusan gunung berapi dan terbentuk di bagian dalam lelehan lava basalt jenis pahoehoe yang konsistensinya mirip aspal panas dan kental. Lubang masuk gua lava biasanya adalah bagian atap lorong yang runtuh. Dinding semua lorong gua lava berwarna gelap, dan terlihat ornamen khas seperti stalaktit dan stalagmit yang berkelak-kelok, sering berwarna dan dinamakan lava cycles. Olmu yang mendalami gua-gua lava dinamakan vulkanospeleologi.
· Gua Es : Gua yang terbentuk dari desakan air/es yang mencair sehingga membentuk lorong-lorong
· Gua laut : Gua yang terbentuk dari perunggu kristalia
· Gua Gamping : Gua yang terbentuk dari desakan air karena adanya pelarutan batuan air, sehingga tercipta lorong-lorong dan bentukan batuan yang sangat menarik akibat proses kristalisasi dan pelarutan batuan tersebut. Gua batu gamping umumnya berkembang akibat adanya proses pelarutan dan diperbesar oleh abrasi/ proses erosi yang mengikuti suatu jaringan retakan pada batu gamping. Sebagai faktor proses pengguaan ini yang paling utama adalah dari iklim, tanah penutup dan keberadaan air tanah.
Batu gamping umunya padat, murni berkarbonat dengan sedikit campuran partikel lain, berlapis baik dan dalam keadaan datar ataupun tidak miring terjal.
· Gua Fosil : gua yang kering, tidak ada aliran air di dalamnya
· Gua lava basalt : proses pembentukan gua ini tidak ada kaitannya dengan reaksi kimia, tetapi lebih terkait dengan proses aliran magma yang encer-panas-membara yang keluar dari bawah gunung berarpi.
· Gua Abrasi : gua yang terjadi akibat proses erosi atau abrasi bisa terjadi pada berbagai batuan, tetapi umumnya terjadi pada batuan keras dan padat yang membentuk lereg-lereng terjal di tepi pantai dengan dengan gelombang besar.
Bentuk-bentuk Gua
· Gua Horizontal : Bentuk gua relatif mendatar dapat ditelusuri dengan cara berjalan, merangkak, berenang dan teknik-teknik penelusuran gua lainya
· Gua vertikal : Gua yang mulutnya berbentuk dinding terjal/tegak, sehingga dalam menelusurinya memerlukan alat untuk turun dan naik. Alat yang digunakan adalah SRT (Single rope Tecnique)
Komentar
Posting Komentar